va

va'feb

Jumat, 13 April 2012

TUGAS 6


1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi investasi dalam Perekonomian suatu Negara?

1. Economic Conditions
Kondisi ekonomi suatu negara akan mempengaruhi pola perdagang­an suatu negara dan penanaman investasi. Kondisi ekonomi itu dapat kita lihat cialam beberapa aspek, yaitu:
a.  Berdasarkan penghasilannya
  1. High income countries
  2. Midle income countries
  3. Low income countries
b. Berdasarkan tingkat industri
  1. Utara (negara maju), komoditi sekunder (basil industri), contoh: pakaian clan tas.
  2. Selatan (negara berkembang), komoditi primer (basil Mimi), contoh: rainyak, kapas dan lain-lain.
c. Berdasarkan sistem ekonomi
  1. Market economy (ekonomi pasar), contoh: Amerika, Ing­gris, Jepang clan lain-lain.
  2. Centrally planned economy (ekonomi dengan perenca­naan terpusat), contoh: RRC, Korea Utara dan lain-lain.
  3. Mix economy (ekonorni campuran), Indonesia, Rusia dan lain-lain.
d. Berdasarkan neraca perdagangan
  1. Surplus: Expor > Impor
  2. Defisit: Impor Expor
2.   Teknologi
Perubaban-perubahan teknologi berlangsung cepat sehingga jenis barang diproduksi berubah dan dengan demikian mempengaruhi pola perdagangan antara suatu negara dengan negara lainnya.
Contoh:
  • Antara RI dengan Thailand dulu melakukan perdagangan gula, tetapi setelah terjadi kemajuan reknologi berubah menjadi perdagangan pesawat terbang.
  • Saluran telekomunikasi (telepon), dulu men.unakan tern­baga keroudian cooper dan akhirnya fiber-optic.
3. War and Insurection (Perang dan Pemberontakan)
Terj ad inya perang, kerusuhan dan pemberontakan akan mengubah pola perdagangan investasi.
Contoh:
  • Negara Afganistan (1992) pada scat damai melakukan per­dagangan karung Boni, karpet, dan heras, tetapi ketika terjadi perang clan pemberontakan rnaka is beralih dalam perdagangan senjata.
  • Negara Yahudi, ketika &mai rnaka proyek pariwisatanya ra m a i dikunjungi orang dari berbagai negara tetapi ketika terjadi perang dan pemberontakan menjadi sepi.
4.  Political Block
Kelompok-kelompok politik ini akan semakin memudahkan mela­kukan perdagangan-perdagangan dan investasi negara yang ada di luar blok-blok tersebut. Sesama blok kapitalis, blok sosialis, atau kerjasama politik pada kawasan tertentu.
Contoh:
Di antara negara ASEAN akan mudah melakukan perdagangan dibandingkan den an negara diluar ASEAN. Perdagangan sesama negara anggota Uni Eropa, clan lain sebagainya.
5. Multinational Agreements (kesepakatan multinasional)
Dengan adanya kesepakatan di antara negara-negara yang melakukan kesepakatan int akan meniudahkan atau memperlancar perdagang­an serta investasi karena adanya jaminan clan pemberian konsesi timbal balik.
contoh:
  • GATT (General Agreement on Trade and Tarrif) yang dimulai 1 Januari 1995 berubah menjadi WTO (World Trade Organization), di antara negara-negara tersebut me­lakukan kesepakatan bea masuk 10% sehingga mening­katkan perdagangan investasi.
  • IATA (perianjian penerbangan), memudahkan kerjasama antara KLM (Belanda), CIA (Indonesia), dan lain-lain.
  • ICA (International Coffee Agreement), clan lain-lain.
2. Faktor – Faktor  penentu  pertumbuhan dan perubahan struktur ekomoni ?
 Faktor Pertumbuhan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan. 
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal,  Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
6. Kondisi Politik
Kondisi politik juga bisa menjadi factor dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Apabila kondisi politik suatu Negara kondusif atau tidak ada perbedaan pandangan dalam berpolitik maka mungkin pertumbuhan ekonomi Negara tersebut berkembang dengan pesat.
Pertumbuhan Negara-negara berkembang seperti Indonesia juga tidak luput dari faktor-faktor di atas. Indonesia memiliki SDA yang sangat berlimpah,sumber daya modal yang cukup, tetapi Indonesia tidak memiliki SDM yang memadai. Karena itu Negara-negara asing memanfaatkan keadaan di atas untuk mengelola dan memproduksi bahan mentah yang terdapat di Indonesia dan anehnya setelah menjadi barang jadi kemudian di jual lagi di Indonesia. Ini yang membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia berjalan agak lambat dibandingkan dengan Negara berkembang lain. Seharusnya pemerintah Indonesia melakukan perbaikan pada sektor sumber daya manusianya dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi. Indonesia juga bisa memanfaatkan sektor-sektor lain untuk memajukan pertumbuhan ekonominya. Misalnya dengan menarik wisatawan untuk berkunjung ke sini dan menikmati keindahan alam Indonesia seperti di pulau Bali. Selain itu, ada fakta menarik untuk menigkatkan pertumbuhan ekonomi di sini yakni Indonesia terkenal akan pemasok atau penyedia tenaga kerja untuk ke luar negeri. Hal ini merupakan devisa yang sangat besar bagi Negara dan tentu saja dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Tetapi masih ada ganjalan lain yang membuat perekonomian di Indonesia berjalan lambat. Banyak “tangan-tangan jail” yang seharusnya masuk ke kas Negara namun malah masuk ke kantong pribadi. Ini yang membuat kas Negara berkurang. Hal ini juga dapat di lihat dari kondisi rakyat Indonesia yang serba kekurangan. Banyak rakyat yang kekurangan gizi walaupun tanah di Indonesia terkenal sangat subur. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan rakyatnya yang mengalami kesusahan, jangan hanya bisa menari-nari di atas kekuasaan yang hanya sementara itu.

Faktor Perubahan Struktur  Ekonomi :
Perubahan Struktur Ekonomi
Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sector-sektor non-primer, khususnya industry manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi  (Weiss, 1988). Dengan kecenderungan hipotesis bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun yang membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi tersedia.
Di dalam kelompok Negara LDCs, banyak Negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dann prosesnya berbeda antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor-faktor internal berikut :
1.      Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri (Economic Base)
Suatu Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri dasar (seperti mesin, besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman).
2.      Besarnya Pasar Dalam Negeri.
Dalam hal ini besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang besar seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang (walau tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor insentif pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung).
3.      Pola Distribusi Pendapatan
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar di atas. Walaupun tingkat pendapatan rata-rata per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan, minuman, sepatu, dan pakaian jadi.
4.      Karakteristik Industrialisasi
Karakter industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda antarnegara.
5.      Keberadaan Sumber Daya Alam (SDA)
Ada kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin SDA di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Singapura.
6.      Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Fakta menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup atau inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak LDCs, termasuk Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif terhadap sector industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. Hasilnya, sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada impor, dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan komponen-komponen untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan system produksi assembling.
Sedangkan Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil dalam menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama. 

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-ekonomi-di-indonesia/cil.
http://wahyudi-duniahayalan.blogspot.com/2011/03/pertumbuhan-dan-perubahan-struktur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

feed counter

Website counter

shabby

Pengikut