Salah satu masalah yang
cukup besar untuk diatasi oleh suatu Negara adalah masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang perlu
diatasi dengan melibatkan peran serta banyak pihak, termasuk kalangan perguruan
tinggi. Dari sekian banyak strategi mengentaskan kemiskinan, pendekatan social
enterpreneurship yang bertumpu pada semangat kewirausahaan untuk tujuan-tujuan
perubahan sosial, kini semakin banyak digunakan karena dianggap mampu
memberikan hasil yang optimal. Konsep atau pendekatan ini layak diujicobakan
dalam lingkup perguruan tinggi karena gagasan dasarnya sebenarnya sesuai dengan
Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya aspek pengabdian masyarakat. Caranya
adalah dengan menerjemahkan konsep social enterpreneurship pada empat level:
kelembagaan, regulasi, aksi, dan audit/monitoring evaluasi.
Penyebab kemiskinan kemiskinan
banyak dihubungkan dengan:
- penyebab individual, atau
patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan,
atau kemampuan dari si miskin;
- penyebab keluarga, yang
menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
- penyebab sub-budaya
(subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari,
dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
- penyebab agensi, yang melihat
kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,
pemerintah, dan ekonomi;
- penyebab struktural, yang
memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa
kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di
Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan
masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak
sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan.
Bagaimana Upaya Pemerintah
Untuk Mengatasi Masalah Kemiskinan di Indonesia ?
1.
Bantuan kemiskinan, atau membantu
secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari
masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2.
Bantuan terhadap keadaan individu.
Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin
berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
3.
Persiapan bagi yang lemah. Daripada
memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara
sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai
orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan
kesehatan.
4. Meningkatkan akses masyarakat miskin
kepada pelayanan dasar.
Fokus
program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.
5.
Rendahnya
kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin adalah tidak dengan
menggusurnya. Penggusuran hanyalah menciptakan masalah sosial perkotaan yang
semakin akut dan pelik. Penggusuran atau sering diistilahkan sebagai peremajaan
kota adalah cara yang tidak berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://tuk1994.blogspot.com/2011/12/masalah-masalah-sosial-dalam-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar